KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Sumber Daya Kesejahteraan Masyarakat dalam
pembuatan makalah yang berjudul “ SUMBER DAYA PENDIDIKAN “ dengaan penuh
tanggung jawab.
Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas Sumber Daya Kesejahteraan Masyarakat dan
dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar dan diskusi kelas. Makalah ini
membahas tentang sumber daya pendidikan yang ada di Indonesia..
Kami mengucapkan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kelompok kami
sehingga terselesaikannya makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa kami juga
menerima keritik dan saran dari para pembaca semua karena kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kami membutuhkan
keritik dan saran yang bersipat membangun. Seperti kata pepatah, “ tak ada
gading yang tak retak “ sehingga menjadi bahan pembelajaran untuk kami agar
dalam pembuatan makalah yang selanjutnya akan jauh lebih baik lagi.
Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya dan memberikan
pengetahuan yang lebih untuk kita semua.
Bogor, Oktober 2010
Penyusun
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam pembangunan
bangsa Indonesia. Di masa sekarang ini persaingan bebas begitu tajam dan setiap
individu dituntut dalam bersaing dengan individu lainnya. Maka dari itu setiap
orang perlu membekali diri mereka dengan pendidikan yang bagus dan bermutu agar
tidak kalah saing dengan yang lainnya. Agar pendidikan di Indonesia ini
berkembang dengan bagus dan bermutu, maka sumber daya pendidikan pun perlu
dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sumber daya pendidikan merupakan aspek penting yang ada dalam pendidikan,
yang di dalamnya terdapat tenaga pengajar / pendidik, administrasi/ managemen
pendidikan, siswa/ anak didik yang merupakan modal atau bibit yang perlu kita
siapkan agar mereka berkembang dengan baik dan sesuai denga jalur yang baik
agar mereka berguna dalam segala bidang dan mampu berkompetisi dengan dunia
luar.
Dalam makalah ini penyusun membahas mengenai sumber daya pendidikan,
tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan diskusi kelas dalam mata
kuliah Sumber Daya Kesejahteraan Masyarakat serta untuk memenuhi tugas mata
kuliah tersebut. Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk semuanya.
PEMBAHASAN
Berbagai kajian di
banyak Negara menunjukan kuatnya hubungan antara pendidikan ( sebagai sarana
pengembangan sumber daya manusia ), dengan tingkat perkembanngan bangsa-bangsa
tersebut yang ditunjukan oleh berbagai indikator ekonomi dan sosial budaya.
Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan yang merata,
bermutu, relevan serta signifikan dengan kebutuhan masyarakat. Disamping itu
sumberdaya pendidikan yang ada pun harus diberdayakan dengan sebaik mungkin.
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa
bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Karena dengan pendidikan
yang baik itu lah yang akan melahirkan kader-kader muda yang handal yang melek
ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Di pundak merekalah, kejayaan bangsa ini
di pertaruhkan.
Sumber daya pendidikan
merupakan segala aspek dalam dunia pendidikan yang dapat dikelola dan
diberdayakan khususnya untuk kepentingan dunia pendidikan, umumnya untuk
kepentingan masa depan Negara ini agar jauh lebih baik lagi. Pada hakekatnya pendidikan itu mempunyai asas-asas
tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi, dan cita-cita. Pendidikan
menurut pandangan individu adalah menganggap kekayaan atau potensi yang
terdapat pada setiap individu agar berguna bagi indiviidu itu sendiri dan dapat
dipersembahkan kepada masyarakat.
Menurut Langgulung
(1988:4) memasukkan sesuatu itu melalui proses pendidikan dimaksudkan adalah memasukkan
ilmu pengetahuan ke kepala seseorang.
Jadi dalam proses itu tampak tiga hal
yang terlibat yaitu: ilmu pengetahuan itu sendiri, proses memasukan ilmu
pengetahuan, dan yang menerima pengetahuan. Selain itu yang memberikan ilmu itu
pun sangat penting dan mempunyai andil bagian yang besar di dalamnya.
Tenaga pendidik atau
yang umum disebut guru merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan.
Keberadaan dan peran guru sangat menentukan terhadap keberhasilan proses
pembelajaran. Guru bisa disebut sebagai kunci pendidikan, artinya jika guru
sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur
inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Guru juda dapat
dikatakan sebagai sumber daya pendidikan
yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan dan kemajuan pendidikan,
serta kemajuan negara ini.
Menurut Husnul Chotimah
(2008), guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih
ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik.
Menurut Wijaya Kusumah
(2009), guru ideal adalah sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu
memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin
diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan dahaga bagi
siapa saja yang meminumnya.
Menurut Balnadi
Sutadipura (1985), kreativitas menjadi unsur penting seorang guru. Kreativitas
adalah kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan jalan mempergunakan
daya khayal fantasia tau imajinasi. Dalam The
Dictionary of Education kreativitas berarti a quality to be make up of associative and ideational fluency,
originality, adoptive and spontaneous fleksibility, and the ability to make
logical evaluations. Menurut panadangan para ahli psikologi, seperti
dirumuskan oleh Horace at al, kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan
cara-cara baru bagi pemacahan problem-problem, baik yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, seni sastra atau seni lainnya, yang mengandung suatu hasil atau
pendekatan yang sama sekali baru bagi yang bersangkutan, meskipun bagi orang
lain tidak begitu asing. Kreativitas ini harus dikembangkan untuk merangsang
anak didik kearah penyajian kembali.
Selain sebagai aktor
utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas
lain seorang guru, antara lain:
1. Educator ( pendidik )
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai
dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator , ilmu adalah syarat utama.
Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsif terhadap
masalah kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
2.
Leader ( pemimpin )
Guru juga seorang pemimpin kelas. karena itu, ia harus
bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan
pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harus terbuka,
demokratis, egaliter, dan menghindari cara-cara kekerasan.
Seorang guru juga harus suka mengedepankan musyawarah
dengan murid-muridnya, suka mendengar inspirasi murid-muridnya, guru juga harus
pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam, dan mampu menggunakan multi
pendekatan dalam mengajar demi menyesuaikan potensi dan spesifikasi yang
beragam dari murid-muridnya.
3.
Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid
untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan bakat anak
didik bukan persoalan mudah, ia membutuhkan eksperimentasi maksimal, latihan
terus menerus, dan evaluasi rutin.
Menurut E. Mulyasa (2008), guru sebagai fasilitator
sedikitya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasi Rogers ( dalam
Knowles, 1984 ) berikut ini:
v Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang
terbuka.
v Dapat lebih mendengarkan pesertadidik, terutama tentang aspirasi dan
perasaannya.
v Mau dan mampu menerima ide pesertadidik yang inovatif dan kreatif bahkan
yang sulit sekalipun.
v Lebih meningkatkan perhatiannya dengan pesertadidik sepertihalnya
terhadap bahan pembelajaran
v Dapat menerima komentar balik ( feedback
), baik yang bersifat positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan
yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
v Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat pesertaddidik selama proses
pembelajaran.
v Menghargai prestasi pesertadidik, meskipun biasanya mereka sudah tau
prestasi yang dicapainya.
4.
Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar
belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya, dan bagaimanapun
berat tantangannya. Tidak ada kata menyerah smpai titik darah penghabisan.
5.
Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat
dalam dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti
surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah, dan lain-lain. Urusan
yang ada di lingkup pendidikan formal biasanya memakai prosedur administrasi
yang rapih dan tertib.
6.
Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan
yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasi seorang
guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan
sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan,
atau dengan cara yang lebih objektif, meminta pendapat orang lain, misalnya
kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya.
Dalam melakukan fungsi
dan tugas mulianya, seorang guru harus melandasinya dengan tanggung jawab yang
besar dalam dirinya, tanggung jawab yang tidak didasari oleh kebbutuhan
financial belaka, tapi tanggung jawab peradaban yang besar bagi kemajuan negeri
tercinta, Indonesia. Ia juga harus sadar bahwa kesuksesannya menjadi harga mati
bagi lahirnya kader-kader bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu, ia all out harus menekuni profesinya dengan penuh
kesunggguhan dan kerja keras.
Seorang guru harus
mengembangkan ilmunya terus menerus untuk memberikan yang terbaik kepada
murid-muridnya, agar bila semangat mereka terbakar untuk menjadi aktor pengubah
sejarah bangsa. Tanggung jawab lahir batin ini harus muncul dari kesadaran atas
sucinya mengemban amanah agama, masyarakat, bangsa. Keberhasilannya ditunggu
jutaan rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang lebih cerah di
masa depan.
Secara ideal dalam kata
pendidik mengandung makna orang yang kerjanya mendidik dengan memiliki
kemampuan teknis maupun non teknis untuk mendidik. Namun nyatanya tidak selalu
demikian, tidak setiap tenaga pendidik mampu mendidik. Jadi sebagai salah satu
sumber daya pendidikan, tenaga pendidik atau guru harus memiliki kriteria atau
karakteristik.
Untuk menjadi seorang
guru atau tenaga pendidik yang professional, perlu ada proses kearah kesadaran
profesi. Tanpa adanya kesadaran terhadap profesi, seorang guru atau tenaga
pendidik hanya akan menjadi mesin pendidikan, dan hanya sebagai pengajar bidang
study, tanpa memiliki integritas kepribadian yang dapat mendukung terhadap pengembangan seluruh potensi
kepribadian pesertadidik dalam proses
pembelajaran.
Dengan demikian,
kesadaran terhadap profesi merupakan syarat mutlak bagi setiap guru atau tenaga
pendidik untuk memiliki kemampuan mendidik secara profesional.
Menurut Jurnal
Educational Leadership edisi maret 1993
dalam H. Topandi (2001) menyebutkan bahwa guru profesional hendaknya memiliki
lima karakteristik sebagai berikut:
v Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses
belajarnya.
v Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata
pelajaran yang diajarkan serta cara mengarjakannya kepada para siswa.
v Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa
melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku sampai
tes hasil belajar.
v Guru mampu berfikir sistematik tentang apa yang
dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya.
v Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya.
Sedangkan Shulman (1987) dalam Moh. Surya (1998)
mengatakan, bahwa guru atau tenaga pendidik profesional hendaknya menguasai
minimal tiga kompetensi atau pengetahuan dasar sebagai berikut:
Ø Pengetahuan tentang bidang study yang akan
diajarkannya secara mendalam ( mastering of content knowledge )
Ø Pengetahuan tentang paedagogik secara mendalam ( mastering of paedagogical
knowledge )
Ø Pengetahuan tentang paedagogik khusus bidang study
yang diajarkan ( mastering of paedagogical content knowledge )
Berdasarkan pada kedua pendapat diatas, kriteria atau
karakteristik guru yang professional lebih menekankan pada kemampuan keilmuan
atau kompetensi akademik.
Merujuk pada tujuan pendidikan, bahwa profesi guru
atau tenaga pendidik bukan hanya untuk mengantarkan siswa menjadi manusia yang
cerdas secara akademik semata ( kemampuan intelektual ), melainkan dituntut
pula untuk mampu mengantarkan siswa atau peserta didik menjadi manusia
yang berkembang seluruh aspek keperibadiannya,
termasuk menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak mulia.
Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a.
Memiliki
bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b.
Memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia
c.
Memiliki
kulifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugas
d.
Memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e.
Memiliki
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f.
Memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g.
Memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat
h.
Memiliki
jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
i.
Memiliki
organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru
Berdasarkan pada prinsip diatas, maka untuk menjadi
guru profesional disamping perlu memiliki kompetensi keilmuan, juga perlu
memiliki integritas keperibadian atau moral.
H. Iim Wasliman (2007) mengatakan bahwa: “dunia
pendidikan kita dewasa ini sedang diramaikan dengan suatu inovasi pendidikan
yang lebih berpihak pada anak, tanpa diskriminasi dan dilaksanakan dengan ramah
serta penuh kasih sayang, sehingga membuat anak senang belajar. Inovasi ini
disebut pendidikan inklusif ( inclusive education) “.
Karakteristik profesionalisme guru atau tenaga
pendidik yang diharapkan dapat melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan
secara integral dan inklusif tersebut, secara rinci sebagai berikut:
1.
Sayang (
menyayangi pesertadidik )
2.
Ilmu (
mencintai ilmu pengetahuan )
3.
Moral (
berpegang pada moralitas )
4.
Pesona (
punya daya tarik )
5.
Amanah (
berpegang pada amanah )
6.
Taktis (
kaya akal atau kaya cara )
7.
Ikhlas (
pengabdian tanpa pamrih )
8.
Komunikatif
( cakap komunikasi efektif )
Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk menjadi guru yang ideal atau profesianal, harus memiliki kesadaran
profesi. Profesi guru atau tenaga pendidik bukan hanya untuk mengantarkan siswa
menjadi manusia yang cerdas semata, melainkan dituntut pula untuk mapu
mengantarkan siswa menjadi manusia yang bermoral, memiliki kecerdasan sosial,
emosional, spiritual, dan potensi-potensi lainnya dari keperibadian manusia.
Dengan demikian untuk menjadi guru yang professional,
disamping perlu memiliki berbagai keterampilan akademis, kompetensi keilmuan,
juga perlu memiliki kekuatan moral dan sepiritual atau integritas keperibadian.
Guru sangat berperan dalam memanusiakan manusia seperti yang diharapkan dalam
tujuan pendidikan nasional yakni baerkembangnya seluruh aspek keperibadian yang
dimiliki peserta didik secara optimal. Karena itu guru atau tenaga pendidik
harus memiliki kriteria yaitu harus memiliki: rasa sayang terhadap peserta
didik, berilmu yang cukup, bermoral baik, penuh pesona atau daya tarik dan
menyenagkan, amanah, taktis dalam menggunakan metoda atau media belajar, ikhlas
dalam bertugas, dan cakap dalam berkomunikasi efektif dengan peserta didik.
Selain itu, guru yang memiliki kepribadian tersebut diharapkan dapat
melaksanakan “ PAIKEM “ yakni merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dengan karakter itupun diharapkan
pendidikan atau pembelajaran inklusif dapat terealisasi dengan baik.
Jadi sumber daya pendidikan yang paling penting yaitu
seorang guru atau tenaga pendidik, “ guru adalah kompas kehidupan, hilangnya
guru hilanglah arah kehidupan “ ( Abi El Shabir ).
PENUTUP
Sumber daya pendidikan merupakan segala aspek dalam
dunia pendidikan yang dapat dikelola dan diberdayakan khususnya untuk
kepentingan dunia pendidikan, umumnya untuk kepentingan masa depan Negara ini
agar jauh lebih baik lagi. Pada
hakekatnya pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi,
interaksi, inovasi, dan cita-cita. Pendidikan menurut pandangan individu adalah
menganggap kekayaan atau potensi yang terdapat pada setiap individu agar
berguna bagi indiviidu itu sendiri dan dapat dipersembahkan kepada masyarakat.
Sehingga seorang tenaga pendidik atau seorang guru
merupakan sumberdaya pendidikan yang
sangat berperan dalam perkembangan dunia pendidikan. Seorang tenaga pendidik
harus memiliki kesadaran profesi dan berbagai karakteristik yang dapat
menunjang profesi yang ia kerjakan, sehingga menghasilkan kader-kader yang
handal untuk menuju masa depan yang lebih baik lagi. “ Penemuan terbesar generasiku adalah manusia bisa mengubah kehidupan
mereka dengan cara mengubah sikap pikiran mereka “ ( William James: A 2nd
Helping of Chiken Soup for the Soul ).
DAFTAR PUSTAKA
Hernowo, (2008). Menjadi
GURU yang mau dan mampu mengajar menyenangkan. Jakarta; MLC.
Suhifatullah, M.I. (2006). SIMPATIK. Bandung; ____________
Ma’mur Asmani, Jamal. (2009). Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta;
DIVA Press.
_____________. (2007). Chicken Soup for the Soul. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.
Sagala Saiful, Dr, M.Pd. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung; CV. ALFABETA.
F. Jegaut Vinsensius. (2008). Posisi Nasional Kita Pada Komunitas Gelobal, Majalah Pelangi
Pendidikan. Jakarta; Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Sutisna Daman. (2001). Profesionalisme Guru Dalam Sorotan, Majalah Suara Daerah. Bandung;
PGRI Jawa Barat.
Topandi. (2001). Karakteristik
Peofesionalisme Guru, Majalah Suara Daerah. Bandung; PGRI Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar