Sabtu, 23 Februari 2013

Sumber Daya Pendidikan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sumber Daya Kesejahteraan Masyarakat dalam pembuatan makalah yang berjudul “ SUMBER DAYA PENDIDIKAN “ dengaan penuh tanggung jawab.

            Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Sumber Daya Kesejahteraan Masyarakat dan dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar dan diskusi kelas. Makalah ini membahas tentang sumber daya pendidikan yang ada di Indonesia..

Kami mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kelompok kami sehingga terselesaikannya makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tak lupa kami juga menerima keritik dan saran dari para pembaca semua karena kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kami membutuhkan keritik dan saran yang bersipat membangun. Seperti kata pepatah, “ tak ada gading yang tak retak “ sehingga menjadi bahan pembelajaran untuk kami agar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya akan jauh lebih baik lagi.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya dan memberikan pengetahuan yang lebih untuk kita semua.



                                                                                    Bogor,      Oktober 2010



                                                                                                Penyusun




PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Di masa sekarang ini persaingan bebas begitu tajam dan setiap individu dituntut dalam bersaing dengan individu lainnya. Maka dari itu setiap orang perlu membekali diri mereka dengan pendidikan yang bagus dan bermutu agar tidak kalah saing dengan yang lainnya. Agar pendidikan di Indonesia ini berkembang dengan bagus dan bermutu, maka sumber daya pendidikan pun perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sumber daya pendidikan merupakan aspek penting yang ada dalam pendidikan, yang di dalamnya terdapat tenaga pengajar / pendidik, administrasi/ managemen pendidikan, siswa/ anak didik yang merupakan modal atau bibit yang perlu kita siapkan agar mereka berkembang dengan baik dan sesuai denga jalur yang baik agar mereka berguna dalam segala bidang dan mampu berkompetisi dengan dunia luar.
Dalam makalah ini penyusun membahas mengenai sumber daya pendidikan, tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan diskusi kelas dalam mata kuliah Sumber Daya Kesejahteraan Masyarakat serta untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk semuanya.





PEMBAHASAN
            Berbagai kajian di banyak Negara menunjukan kuatnya hubungan antara pendidikan ( sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia ), dengan tingkat perkembanngan bangsa-bangsa tersebut yang ditunjukan oleh berbagai indikator ekonomi dan sosial budaya. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan yang merata, bermutu, relevan serta signifikan dengan kebutuhan masyarakat. Disamping itu sumberdaya pendidikan yang ada pun harus diberdayakan dengan sebaik mungkin. Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Karena dengan pendidikan yang baik itu lah yang akan melahirkan kader-kader muda yang handal yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Di pundak merekalah, kejayaan bangsa ini di pertaruhkan.
            Sumber daya pendidikan merupakan segala aspek dalam dunia pendidikan yang dapat dikelola dan diberdayakan khususnya untuk kepentingan dunia pendidikan, umumnya untuk kepentingan masa depan Negara ini agar jauh lebih baik lagi.   Pada hakekatnya pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi, dan cita-cita. Pendidikan menurut pandangan individu adalah menganggap kekayaan atau potensi yang terdapat pada setiap individu agar berguna bagi indiviidu itu sendiri dan dapat dipersembahkan kepada masyarakat.
            Menurut Langgulung (1988:4) memasukkan sesuatu itu melalui proses pendidikan dimaksudkan adalah memasukkan ilmu pengetahuan  ke kepala seseorang. Jadi dalam proses itu tampak  tiga hal yang terlibat yaitu: ilmu pengetahuan itu sendiri, proses memasukan ilmu pengetahuan, dan yang menerima pengetahuan. Selain itu yang memberikan ilmu itu pun sangat penting dan mempunyai andil bagian yang besar di dalamnya.
            Tenaga pendidik atau yang umum disebut guru merupakan salah satu komponen utama dalam pendidikan. Keberadaan dan peran guru sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Guru bisa disebut sebagai kunci pendidikan, artinya jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Guru juda dapat dikatakan sebagai  sumber daya pendidikan yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan dan kemajuan pendidikan, serta kemajuan negara ini.
            Menurut Husnul Chotimah (2008), guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik.
            Menurut Wijaya Kusumah (2009), guru ideal adalah sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
            Menurut Balnadi Sutadipura (1985), kreativitas menjadi unsur penting seorang guru. Kreativitas adalah kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan jalan mempergunakan daya khayal fantasia tau imajinasi. Dalam The Dictionary of Education kreativitas berarti a quality to be make up of associative and ideational fluency, originality, adoptive and spontaneous fleksibility, and the ability to make logical evaluations. Menurut panadangan para ahli psikologi, seperti dirumuskan oleh Horace at al, kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan cara-cara baru bagi pemacahan problem-problem, baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, seni sastra atau seni lainnya, yang mengandung suatu hasil atau pendekatan yang sama sekali baru bagi yang bersangkutan, meskipun bagi orang lain tidak begitu asing. Kreativitas ini harus dikembangkan untuk merangsang anak didik kearah penyajian kembali.
            Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain:
1.    Educator  ( pendidik )
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang educator , ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
2.   Leader ( pemimpin )
Guru juga seorang pemimpin kelas. karena itu, ia harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari cara-cara kekerasan.
Seorang guru juga harus suka mengedepankan musyawarah dengan murid-muridnya, suka mendengar inspirasi murid-muridnya, guru juga harus pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam, dan mampu menggunakan multi pendekatan dalam mengajar demi menyesuaikan potensi dan spesifikasi yang beragam dari murid-muridnya.
3.    Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan bakat anak didik bukan persoalan mudah, ia membutuhkan eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin.
Menurut E. Mulyasa (2008), guru sebagai fasilitator sedikitya harus memiliki tujuh sikap seperti yang diidentifikasi Rogers ( dalam Knowles, 1984 ) berikut ini:
v  Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka.
v  Dapat lebih mendengarkan pesertadidik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya.
v  Mau dan mampu menerima ide pesertadidik yang inovatif dan kreatif bahkan yang sulit sekalipun.
v  Lebih meningkatkan perhatiannya dengan pesertadidik sepertihalnya terhadap bahan pembelajaran
v  Dapat menerima komentar balik ( feedback ), baik yang bersifat positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
v  Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat pesertaddidik selama proses pembelajaran.
v  Menghargai prestasi pesertadidik, meskipun biasanya mereka sudah tau prestasi yang dicapainya.
4.   Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun kelam masa lalunya, dan bagaimanapun berat tantangannya. Tidak ada kata menyerah smpai titik darah penghabisan.
5.    Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah, dan lain-lain. Urusan yang ada di lingkup pendidikan formal biasanya memakai prosedur administrasi yang rapih dan tertib.
6.    Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Disinilah pentingnya evaluasi seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih objektif, meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya.
            Dalam melakukan fungsi dan tugas mulianya, seorang guru harus melandasinya dengan tanggung jawab yang besar dalam dirinya, tanggung jawab yang tidak didasari oleh kebbutuhan financial belaka, tapi tanggung jawab peradaban yang besar bagi kemajuan negeri tercinta, Indonesia. Ia juga harus sadar bahwa kesuksesannya menjadi harga mati bagi lahirnya kader-kader bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu, ia all out  harus menekuni profesinya dengan penuh kesunggguhan dan kerja keras.
            Seorang guru harus mengembangkan ilmunya terus menerus untuk memberikan yang terbaik kepada murid-muridnya, agar bila semangat mereka terbakar untuk menjadi aktor pengubah sejarah bangsa. Tanggung jawab lahir batin ini harus muncul dari kesadaran atas sucinya mengemban amanah agama, masyarakat, bangsa. Keberhasilannya ditunggu jutaan rakyat Indonesia yang menginginkan perubahan kearah yang lebih cerah di masa depan.
            Secara ideal dalam kata pendidik mengandung makna orang yang kerjanya mendidik dengan memiliki kemampuan teknis maupun non teknis untuk mendidik. Namun nyatanya tidak selalu demikian, tidak setiap tenaga pendidik mampu mendidik. Jadi sebagai salah satu sumber daya pendidikan, tenaga pendidik atau guru harus memiliki kriteria atau karakteristik.
            Untuk menjadi seorang guru atau tenaga pendidik yang professional, perlu ada proses kearah kesadaran profesi. Tanpa adanya kesadaran terhadap profesi, seorang guru atau tenaga pendidik hanya akan menjadi mesin pendidikan, dan hanya sebagai pengajar bidang study, tanpa memiliki integritas kepribadian yang dapat mendukung  terhadap pengembangan seluruh potensi kepribadian pesertadidik dalam proses  pembelajaran.
            Dengan demikian, kesadaran terhadap profesi merupakan syarat mutlak bagi setiap guru atau tenaga pendidik untuk memiliki kemampuan mendidik secara profesional.
            Menurut  Jurnal Educational Leadership  edisi maret 1993 dalam H. Topandi (2001) menyebutkan bahwa guru profesional hendaknya memiliki lima karakteristik sebagai berikut:
v  Guru memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya.
v  Guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengarjakannya kepada para siswa.
v  Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku sampai tes hasil belajar.
v  Guru mampu berfikir sistematik tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya.
v  Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Sedangkan Shulman (1987) dalam Moh. Surya (1998) mengatakan, bahwa guru atau tenaga pendidik profesional hendaknya menguasai minimal tiga kompetensi atau pengetahuan dasar sebagai berikut:
Ø Pengetahuan tentang bidang study yang akan diajarkannya secara mendalam ( mastering of content knowledge )
Ø Pengetahuan tentang paedagogik secara  mendalam ( mastering of paedagogical knowledge )
Ø Pengetahuan tentang paedagogik khusus bidang study yang diajarkan ( mastering of paedagogical content  knowledge )
Berdasarkan pada kedua pendapat diatas, kriteria atau karakteristik guru yang professional lebih menekankan pada kemampuan keilmuan atau kompetensi akademik.
Merujuk pada tujuan pendidikan, bahwa profesi guru atau tenaga pendidik bukan hanya untuk mengantarkan siswa menjadi manusia yang cerdas secara akademik semata ( kemampuan intelektual ), melainkan dituntut pula untuk mampu mengantarkan siswa atau peserta didik menjadi manusia yang  berkembang seluruh aspek keperibadiannya, termasuk menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak mulia.
Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a.    Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
b.    Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
c.    Memiliki kulifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugas
d.    Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e.    Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
f.      Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g.    Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
h.    Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
i.      Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
Berdasarkan pada prinsip diatas, maka untuk menjadi guru profesional disamping perlu memiliki kompetensi keilmuan, juga perlu memiliki integritas keperibadian atau moral.
H. Iim Wasliman (2007) mengatakan bahwa: “dunia pendidikan kita dewasa ini sedang diramaikan dengan suatu inovasi pendidikan yang lebih berpihak pada anak, tanpa diskriminasi dan dilaksanakan dengan ramah serta penuh kasih sayang, sehingga membuat anak senang belajar. Inovasi ini disebut pendidikan inklusif ( inclusive education) “.
Karakteristik profesionalisme guru atau tenaga pendidik yang diharapkan dapat melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan secara integral dan inklusif tersebut, secara rinci sebagai berikut:
1.     Sayang ( menyayangi pesertadidik )
2.     Ilmu ( mencintai ilmu pengetahuan )
3.     Moral ( berpegang pada moralitas )
4.     Pesona ( punya daya tarik )
5.     Amanah ( berpegang pada amanah )
6.     Taktis ( kaya akal atau kaya cara )
7.     Ikhlas ( pengabdian tanpa pamrih )
8.     Komunikatif ( cakap komunikasi efektif )
Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi guru yang ideal atau profesianal, harus memiliki kesadaran profesi. Profesi guru atau tenaga pendidik bukan hanya untuk mengantarkan siswa menjadi manusia yang cerdas semata, melainkan dituntut pula untuk mapu mengantarkan siswa menjadi manusia yang bermoral, memiliki kecerdasan sosial, emosional, spiritual, dan potensi-potensi lainnya dari keperibadian manusia.
Dengan demikian untuk menjadi guru yang professional, disamping perlu memiliki berbagai keterampilan akademis, kompetensi keilmuan, juga perlu memiliki kekuatan moral dan sepiritual atau integritas keperibadian. Guru sangat berperan dalam memanusiakan manusia seperti yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional yakni baerkembangnya seluruh aspek keperibadian yang dimiliki peserta didik secara optimal. Karena itu guru atau tenaga pendidik harus memiliki kriteria yaitu harus memiliki: rasa sayang terhadap peserta didik, berilmu yang cukup, bermoral baik, penuh pesona atau daya tarik dan menyenagkan, amanah, taktis dalam menggunakan metoda atau media belajar, ikhlas dalam bertugas, dan cakap dalam berkomunikasi efektif dengan peserta didik. Selain itu, guru yang memiliki kepribadian tersebut diharapkan dapat melaksanakan “ PAIKEM “ yakni merupakan akronim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dengan karakter itupun diharapkan pendidikan atau pembelajaran inklusif  dapat terealisasi dengan baik.
Jadi sumber daya pendidikan yang paling penting yaitu seorang guru atau tenaga pendidik, “ guru adalah kompas kehidupan, hilangnya guru hilanglah arah kehidupan “ ( Abi El Shabir ).




PENUTUP

Sumber daya pendidikan merupakan segala aspek dalam dunia pendidikan yang dapat dikelola dan diberdayakan khususnya untuk kepentingan dunia pendidikan, umumnya untuk kepentingan masa depan Negara ini agar jauh lebih baik lagi.   Pada hakekatnya pendidikan itu mempunyai asas-asas tempat ia tegak dalam materi, interaksi, inovasi, dan cita-cita. Pendidikan menurut pandangan individu adalah menganggap kekayaan atau potensi yang terdapat pada setiap individu agar berguna bagi indiviidu itu sendiri dan dapat dipersembahkan kepada masyarakat.
Sehingga seorang tenaga pendidik atau seorang guru merupakan  sumberdaya pendidikan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia pendidikan. Seorang tenaga pendidik harus memiliki kesadaran profesi dan berbagai karakteristik yang dapat menunjang profesi yang ia kerjakan, sehingga menghasilkan kader-kader yang handal untuk menuju masa depan yang lebih baik lagi. “ Penemuan terbesar generasiku adalah manusia bisa mengubah kehidupan mereka dengan cara mengubah sikap pikiran mereka “ ( William James: A 2nd Helping of Chiken Soup for the Soul ).








DAFTAR PUSTAKA

Hernowo, (2008). Menjadi GURU yang mau dan mampu mengajar menyenangkan. Jakarta; MLC.
Suhifatullah, M.I. (2006). SIMPATIK. Bandung; ____________
Ma’mur Asmani, Jamal. (2009). Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta; DIVA Press.
_____________. (2007). Chicken Soup for the Soul. Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama.
Sagala Saiful, Dr, M.Pd. (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung; CV. ALFABETA.
F. Jegaut Vinsensius. (2008). Posisi Nasional Kita Pada Komunitas Gelobal, Majalah Pelangi Pendidikan. Jakarta; Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Sutisna Daman. (2001). Profesionalisme Guru Dalam Sorotan, Majalah Suara Daerah. Bandung; PGRI Jawa Barat.
Topandi. (2001). Karakteristik Peofesionalisme Guru, Majalah Suara Daerah. Bandung; PGRI Jawa Barat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar